Kamis, 08 Maret 2012

Minggu, 04 Maret 2012

Profil Markus Horrison

Markus Haris Maulana, atau lebih dikenal Markus Horison lahir di Pangkalan Brandan, 14 Maret  1981. Penjaga gawang Persib, tinggi badannya 186 cm. Sebelumnya ia pernah pula memperkuat Persiraja Banda Aceh  dan Arema Indonesia. Horison dikenal memiliki kelebihan dalam menghadapi umpan lambung. Ia pernah terpilih sebagai pemain terbaik turnamen Piala Emas Bang Yos pada tahun 2006.
Di tingkat daerah, Markus pernah memperkuat tim Sumatera Utara pada PON XV 2000 di Jawa Timur dan PON XVI 2004 di Palembang. Di tim nasional sepak bola Indonesia, Markus mengawali debutnya di turnamen internasional resmi dengan penampilan yang cemerlang saat Indonesia kalah 0-1 melawan Korea Selatan di Piala Asia 2007.
Sebelum bergabung bersama persib, ia sempat bergabung membela klub PSL Langkat, PS Batam, PSKB Binjai, PSMS Medan, Persik Kediri, PSMS Medan dan Arema Indonesia. Ia dikontrak persib di pertengahan musim 2009-2010 Liga Super Indonesia. Penampilan pertamanya adalah ketika menggantikan Sinthaveechai Hathairattanakool  di menit 84 ketika bermain melawan Persisam Samarinda. Markus merupakan orang Indonesia pertama ketika terpilih sebagai salah satu dari nominasi Konfederasi Sepak Bola Asia untuk pemain terbaik Asia tahun 2009.  Ia juga terpilih sebagai salah satu nominasi pemain dari Perang Bintang 2010, sebuah ajang sepak bola persahabatan yang mengumpulkan pemain-pemain sepak bola terbaik dari Liga Super Indonesia.

Biografi Edwin Van Der Sar


Edwin Van Der Sar. Sang goal keeper legendaris, tokoh panutan di klub Setan Merah. Banyak spekuasi mengenai siapa pengganti Peter Schmeichel (sang legenda MU) sejak ia gantung sepatu pasca suksesnya MU meraih treble winner tahun 1999. Namun manajemen united bertindak tepat dengan merekrut Edwin van der Sar. Ini dibuktikan dari konsistensinya selama menjaga jala united hingga musim ini. Soal gaya dan karakter kedua goal keeper ini emang jauh berbeda. Peter Schmeichel sangat reaksional, ekspresinya meledak-ledak sedangkan Edwin sangat tenang, dingin dan jarang melakukan selebrasi berlebihan. Namun keduanya punya skill level dunia. Pemain belakangpun merasa nyaman dalam bermain dengan garansi Edwin berada di bawah mistar gawang.


Biodata Edwin Van Der Sar
Nama
Edwin Van Der Sar
Tanggal Lahir
29 Oct 1970
Tempat Lahir
Voorhout, Holland
Posisi Bermain
Goalkeeper
Penampilan
251
Bergabung dengan MU
01 Jun 2005
Debut dengan MU
09 Aug 2005 v Debreceni VSC (H)
Tim Nasional
Holland (pensiun)
Gelar Klub

Ajax Amsterdam
Eredivisie: 1994, 1995, 1996, 1998
Piala KNVB: 1993, 1998, 1999
UEFA Champions League: 1995
Piala UEFA: 1992
Piala Super Eropa: 1995
Piala Interkontinental: 1995
Fulham
Piala Intertoto: 2002
Manchaster United
Liga Utama Inggris: 2008
Piala Carling: 2006
Community Shield: 2007 2010
Liga Champion Eropa : 2008
Juara Dunia Antar Club : 2008
Individu
Penjaga Gawang Terbaik Eropa: 1995 2009

Van der Sar mulai berkarier sebagai pemain sepak bola dari klub Foreholte dan VV Noordwijk, kemudian dia menarik minat klub Ajax Amsterdam. Karirnya di Ajax bersinat ketika membawa Ajax Amsterdam menjuarai 1991-92 dan Liga Champions UEFA 1995. Dia bermain untuk Ajax Amsterdam sebanyak 226 kali pertandingan. Puncak kejayaannya ketika mendapat penghargaan Kiper Terbaik Eropa tahun 1995. 

Setelah malang melintang di Eredivisie, Edwin kemudian pindah ke Italia dan bergabung dengan Juventus, Namun karirnya kurang cemerlang dan kalah bersaing dengan Gianluigi Buffon sebagai kiper utama Juventus. Edwin tampil sebanyak 66 kali bersama Juventus F.C. kemudian memutuskan pindah ke premier league dan berlabuh di markas Fulham tahun 2001 dengan nilai transfer £7.7 juta untuk durasi 4 tahun. Bersama Fulham Edwin bermain sebanyak 153 Pertandingan, dan berhasil meraih piala Intertoto tahun 2002. 

Melihat kecemerlangan Edwin, Manajemen MU kemudian memboyongnya tanggal 1 Juni 2005 dengna nilai transfer £2 juta. Konsistensi permainan Edwin membuahkan hasil nyata. Ia bersama United berhasil merengkuh banyak gelar termasuk liga Champion Eropa dan piala dunia antar klub tahun 2008. Manager Manchester United Sir Alex Ferguson mengatakan bahwa dia adalah kiper terbaik sepeninggal Peter Schmeichel. Moment paling spesial bagi Van Der Sar di MU adalah saat melakukan tendangan pinalti tanggal  5 Mei 2007 ke gawang Manchaster City sehingga menyelamatkan Manchester United F.C. dalam pertandingan derbi Manchester. hari berikutnya, Chelsea's gagal menaklukkan Arsenal di Emirates memastikan gelar Liga Utama Inggris kesembilan Manchester United. Dia juga tercatat sebagai pemain Tim PFA musim 2006-07. Di 21 Desember 2007. Van Der Sar meneken kontrak satu tahun, mempertahankannya di Manchester United sampai musim 2008-2009 dan akhirnya diperpanjang lagi hingga musim 2011.

10 Kiper Terbaik Sepanjang Masa !


1. Dida (Brasil)
Setelah Claudio Taffarel, Dida menjadi kiper baru asal Brasil yang diperhitungkan dalam dunia sepakbola. Hal itu terbukti saat dirinya menjadi kiper pertama dari tim Samba yang termasuk dalam kandidat peraih Ballon d’Or di tahun 2003 dan 2005.
Biarpun Dida telah memenangkan Piala Dunia bersama Brasil, dan berbagai gelar domestik & internasional bersama AC Milan, sayangnya ia juga dikenal akibat beberapa insiden yang kurang baik. Yang terakhir adalah saat ia pura-pura jatuh dan terluka saat disentuh oleh seorang suporter Glasgow Celtic di pertandingan Liga Champions.

2. Dino Zoff (Italia)
Piala Dunia 1982 menjadi puncak prestasi Zoff. Di usianya yang ke-40, ia menjadi pemain tertua yang memenangkan Piala Dunia. Selain itu, ia juga menjadi kiper kedua yang menjadi kapten di tim yang juara, dan juga terpilih menjadi kiper terbaik.
Padahal di awal karirnya, ia sempat ditolak oleh Inter Milan dan Juventus karena dianggap kurang tinggi. Di jajak pendapat untuk mencari kiper terbaik di abad ke-20 yang dilaksanakan oleh Federasi Internasional Statistik dan Sejarah Sepakbola (IFFHS), Zoff berada di posisi ketiga di bawah Lev Yashin (Uni Soviet) dan Gordon Banks (Inggris).
3. Edwin van der Sar (Belanda)
Saat van der Sar memblok tendangan Nicolas Anelka di final Liga Champions, ia benar-benar menjadi momok bagi pemain Chelsea saat adu penalti. Hal itu karena di ajang Community Shield sebelumnya, ia juga telah melakukan hal yang sama dengan menepis semua tendangan penalti yang dilakukan pemain The Blues.
Van der Sar menjadi pemain yang paling banyak membela tim nasional Belanda dengan tampil sebanyak 128 kali dan akhirnya pensiun setelah Euro 2008. Ia juga mencatatkan dirinya sebagai kiper yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub yang berbeda, yaitu Ajax Amsterdam dan Manchester United.
4. Gianluigi Buffon (Italia)
Nilai transfer yang menjadikannya kiper termahal di dunia menjadi bukti kepiawaian Buffon (foto) menjaga gawang di lapangan hijau. Selain itu, sederet gelar individual yang diraihnya dari berbagai pihak juga menjadi jaminan atas kemampuannya.
Saat di Piala Dunia 2006, gawangnya tidak tertembus satu gol pun selama 453 menit hingga akhirnya Azzurri menjadi juara dan Buffon mendapatkan Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik selama turnamen tersebut.
5. Gordon Banks (Inggris)
Banks menjadi pilihan pertama manajer Inggris Sir Alf Ramsey saat Three Lions menjuarai Piala Dunia 1966. Namun, ia baru menjadi legenda di dunia sepakbola lewat tindakan yang dilakukannya empat tahun kemudian di Piala Dunia Meksiko.
Saat Inggris bertanding melawan Brasil, Pele menanduk bola ke tiang jauh gawang Inggris sambil berteriak “Gol!”. Hal itu dilakukannya karena ia sangat yakin Banks tidak dapat menyelamatkan gawangnya.
Tetapi Banks yang berada dalam posisi yang salah, berhasil melompat ke arah yang berlawanan dan menyentuh bola tersebut dengan sebagian ibu jarinya hingga bola itu mental melewati mistar gawang.
Sang kiper tahu ia dapat menyentuh bola, namun berpikir bolanya masih melewati garis gawang. Ia baru sadar tidak terjadi gol setelah mendengar sambutan dari penonton di stadion dan diselamati oleh kapten Bobby Moore. Pele sendiri mengatakan kalau penyelamatan yang dilakukan Banks tersebut adalah yang terhebat yang pernah ia saksikan.
6. Iker Casillas (Spanyol)
Ia baru berusia 27 tahun, tetapi telah tampil lebih dari 300 kali bagi Real Madrid dan menjadi kiper kedua yang bermain paling banyak bagi tim nasional Spanyol setelah Andoni Zubizarreta. Saat Spanyol menjuarai Euro 2008, Casillas menjadi kiper pertama yang menjadi kapten di tim juara turnamen Eropa.
Walaupun ia baru bermain di tim senior Madrid sejak 1999, ia kelihatannya selalu menjadi pilihan pertama Los Merengues di bawah mistar. Di usianya yang ke-19, Casillas menjadi kiper paling muda yang tampil di final Liga Champions saat Madrid mengalahkan Valencis 3-0.
7. Lev Yashin (Uni Soviet)
Pemain legendaris ini merupakan kiper yang berada di urutan paling atas dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh IFFHS. Yashin terpilih berkat kemampuan atletisnya dan juga postur tubuhnya yang membuat gentar para pemain penyerang lawan.
Ia mendapat julukan Laba-Laba Hitam karena selalu mengenakan kostum hitam dan juga karena keahliannya menepis tembakan lawan seolah-olah membuatnya memiliki delapan tangan.
Pemakaian namanya oleh FIFA untuk penghargaan bagi kiper terbaik di setiap Piala Dunia merupakan pengakuan insan sepakbola dunia terhadap prestasinya.
8. Peter Schmeichel (Denmark)
Tinggi besar, rambut pirang, dan hidung merah. Tiga hal tersebut adalah hal yang selalu tampil di ingatan bila nama Schmeichel disebut. Namun bagi para striker yang menjadi lawan Manchester United dan tim nasional Denmark, The Great Dane itu menjadi tembok raksasa yang tak dapat ditembus.
Tingkat refleksnya yang mengagumkan bagi orang seukuran dia, serta kemampuannya mengubah pertahanan menjadi penyerangan langsung lewat lemparan jauhnya ke para penyerang, menjadi salah satu alasan utama mengapa United menjadi tim yang mendominasi Liga Primer Inggris di era 90an.
9. Petr Cech (Republik Ceko)
Ketika Chelsea menjadi juara Liga Primer selama dua kali berturut-turut, banyak pihak menganggap itu adalah akibat dari tangan dingin Jose Mourinho. Tetapi yang berada di bawah mistar The Blues adalah Cech, yang baru dibeli dari Rennes dan tadinya akan dijadikan cadangan Carlo Cudicini.
Saat Cech harus absen selama tiga bulan akibat benturan dengan pemain Reading Stephen Hunt, Chelsea gagal mempertahankan gelar Liga Primer. Insiden tersebut membuat Cech harus mengenakan pelindung kepala hingga sekarang.
Cech menjadi kiper terbaik 2008 pilihan UEFA, dan walaupun sempat membuat blunder di Euro 2008 saat melawan Turki, ia tetap menjadi pilihan pertama di tim nasional Republik Ceko dan juga Stamford Bridge.
10. Rinat Dasayev (Uni Soviet)
Bila tidak ada trio Belanda Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten, bisa jadi tim Uni Soviet yang akan menjadi juara di Euro 1988. Dasayev tampil cemerlang selama berlangsungnya turnamen di Jerman, dan hanya Gullit dan tendangan volley van Basten yang mampu mematahkan perlawanan Soviet di final.
Dasayev yang dijuluki “Tirai Besi” dianggap sebagai kiper terbaik kedua di Rusia setelah Yashin. Ia tampil di tiga Piala Dunia dan bermain sebanyak 91 kali bagi tim nasional Soviet hingga pensiun di tahun 1990.
Terakhir ia tampil di Luzhniki Stadium saat final Liga Champions Mei lalu dengan membawa piala tersebut ke lapangan. Hal itu berkaitan dengan tugasnya sebagai duta final itu di Moskwa.

Sabtu, 03 Maret 2012

FAKTA UNIK SEPAK BOLA

1. 20 kartu merah dikeluarkan di sebuah pertandingan Sportivo Ameliano vs General Caballero (Paraguay) thn 1993

2. Klub ASEC Abidjan (Pantai Gading) tak tekalahkan selama 108 games dari thn 1989 – 1994!

3. Carlos Caszely (pemain Chili) adalah pemain yang terkena kartu merah pertama di Piala Dunia, tgl, 14 Juni 1974

4. Timnas negara Eropa selalu mencapai final di setiap gelaran Piala Dunia, kecuali tahun 1930 dan 1950

5. Kiper Arthur Wharton adalah pemain profesional berkulit hitam pertama. Dia lahir di Ghana dan bermain untuk tim liga Inggris Rotherham United tahun 1889

6. Tahun 1950, India menarik diri dari Piala Dunia karena tidak diijinkan bermain tanpa alas kaki

7. Tahun 1954, Turki kalah dari Spanyol saat kualifikasi Piala Dunia karena batang jerami. Pemain Italia Franco Gemma menutup matanya dan mengambil batang jerami dan dinyatakan sebagai pemenang pertandingan

8. Tahun 1957, hanya tersisa 30 menit, Charlton Athletic berhasil membalikkan skor dari ketinggalan 5-1 atas Huddersfield Town menjadi kemenangan 7-6!


9. Tahun 1968, Penarol (klub Paraguay) hanya kemasukan 5 gol dalam 18 pertandingan liga dan tak terkalahkan sepanjang musim!

10. Tahun 1996, George Weah membayar sendiri kaos dan gaji pemain (sekaligus teammates) Timnas Liberia

11.Tahun 1997, pemain internasional Nigeria, Celestine Babayaro mengalami patah kaki saat merayakan gol pada pertandingan debut preseason bersama Chelsea

12. Tahun 1998, wasit Inggris Martin Sylvester mengeluarkan dirinya sendiri dengan kartu merah sesaat setelah memukul seorang pemain pada pertandingan The Andover dan District Sunday!

13. Tahun 1999, pelatih Leganes, Enrique Martin mendapat hukuman 10 kali pertandingan setelah berlari mendekati pemain lawan yang mencetak gol

14. Skor Terbesar Di Dunia Dalam Pertandingan Internasional adalah 31-0. Yang Bertanding adalah Timnas Australia melawan Timnas Samoa Amerika

Naskah Drama:Arti Sahabat


Bintang yang setia pada malam, begitu pula kesetiaan embun menemani pagi. Matahari yang tak pernah lelah terangi dunia ini. Seperti itulah persahabatan, selalu setia tanpa diminta. Saling mengerti tanpa harus memohon. Tak ada satupun orang di dunia ini yang hidup tanpa persahabatan, persahabatan adalah kisah terindah yang tak terlupakan bagi setiap insan yang pernah merasakannya.
Luna, Satrya, Olive, Bondan dan Meta sedang duduk bergerombol bersama. Mereka mengobrol, bernyanyi sambil sesekali tertawa lantang, saling menjahili satu sama lain. Sungguh seperti sebuah keluarga yang harmonis.
Karena merasa iri hati, Lexa dan Tita yang tak mempunyai banyak teman datang untuk mengacaukan suasana.
Lexa : “Idih…!! suara pas-pasan aja sok mau nyanyi! Diem aja deh mendingan,” (dengan wajah menghina)
Bondan : “Eh.. suka-suka dong! Kayak suara kamu aja yang paling enak, KD kalah cempreng tuu!”
Semua anak di tempat itu tertawa keras, kecuali Lexa dan Tita yang rautnya berubah menjadi tak karuan. Bondan dan kawan-kawannya pun melanjutkan obrolan mereka lagi tanpa menghiraukan Lexa dan Tita.
Lexa dan Tita : (pergi meninggalkn tempat dengan wajah berlipat)
Bondan : “Hmm.. sorry fren, aku balik duluan ya? Ada janji buat latihan, maklum mau ada konser amal kecil-kecilan gitu..”
Meta : “Duh, sibuknya! Ya udah buruan berangkat, ati-ati!” (sambil melambai-lambaikan tangan)
Olive : “Waduh.. panggilan alam nih, aku ke toilet dulu yah..? (buru-buru meninggalkan anak-anak yang lain)
Luna : “Hmm, dateng lagi deh ‘langganannya’! Dasar gak berubah.. haha..”(menggeleng-gelengkan kepala)
Meta : “Hahaha, biasa lah, Na. Kalo nggak gitu, bukan Olive namanya,”
Luna : “Eh, haus nih.. minum es enak kali ya??”
Satrya : “Iya juga ya. Oke kalo gitu aku beli es dulu ya, tunggu di sini aja sama Meta,” (berlalu pergi meninggalkan Luna dan Meta)
Meta : “Na.. sebenernya beberapa bulan ini ada yang beda dari aku, aku udah nggak bisa nyembunyiin ini semua. Dan menurutku cuma kamu yang bisa jaga rahasia ini.”
Luna : “Rahasia? Cerita aja, Ta.. kita kan temenan udah lama. Lagian aku udah siap kok buat jadi pendengar yang baik,” (berusaha meyakinkan Meta)
Tanpa mereka sadari, Satrya berdiri di kejauhan dengan beberapa bungkus es di tangannya. Satrya melihat Luna dan Meta sedang asyik bercerita, dan mengurungkan niatnya untuk menghampiri mereka. Ia melamun. Dan saat tersadar dari lamunannya, ia menuju Meta dan Luna, dan tersentak ia terkejut mendengar ucapan Meta.
Meta : “Aku.. su—ka Bondan!!” (dengan terbata-bata)
Satrya : “Hah..?! Meta suka Bondan??” (berkata lirih)
Kebetulan Olive juga sudah datang.
Olive : “Hah?!” (datang tiba-tiba dan mendengar ucapan Meta yang membuatnya kesal)
Di saat itu pula pertengkaran terjadi.
Luna : “Eh, kalian udah pada balik!” (sambil tersenyum dengan sapaan halus)
Olive : “Ta.. serius kamu suka Bondan??”
Meta : “Hmm.. ngomong apa sih, kamu..? (pura-pura tidak tahu)
Olive : “Halah..!! gak usah bo’ong deh.. aku denger kok!” (dengan nada agak tinggi)
Luna : “Kamu salah denger, kali?” (berusaha menengahi)
Olive : “Ta, kayaknya kamu juga harus tahu! Aku suka ama Bondan udah lama banget, kamu nggak boleh gitu dong!! Kayak nggak ada yang lain aja?!” (marah-marah)
Satrya : “Heh udah diem semua!!” (berusaha menandingi nada tinggi Olive dan Meta)
Meta : “Oh gitu ya?! Berarti kamu tuh yang ngerebut gebetan temen sendiri, kamu aja yang naksir ama cowok laen, ngapain pake nyuruh aku??” (balik marah)
Keadaan semakin parah karena tidak ada yang mau mengalah.
Luna : “Udah, udah… jangan bertengkar cuma gara-gara masalah cowok!” (berusaha melerai)
Satrya : “Kita udah temenan lama, jangan sampai semua rusak cuma karena masalah sepele kayak gini!” (berkata paling bijak)
Olive : (meninggalkan teman-temannya dan pergi menyendiri)
-Script 1-
Sialnya, dua orang yang sangat membenci Bondan cs mengetahui perkara ini. Alexa memanfaatkan keadaan ini untuk menghancurkan persahabatan mereka berlima. Dengan satu-satunya teman setia yaitu Tita, mereka mempengaruhi Olive supaya memusuhi dan membenci semua sahabatnya itu.
Olive : (duduk termenung, sendiri, dan terdiam)
Alexa : “Ehm.. kok cemberut sih??” (berusaha menarik simpati Olive)
Tita : “Ada masalah ya, Liv?”
Olive : “Katanya sahabat, masak harus naksir cowok yang sama?! Bete banget, kan??” (berkata dengan nada ketus)
Lexa : “Sabar aja deh. Mending sementara nggak usah temenan deh sama mereka. Nanti kan jadi saingan yang nggak sehat!” (merayu)
Tita : “Iya, bener tuh,” (meyakinkan Olive)
Olive : “Gitu, ya..?”
Lexa : “Gini aja, mending mulai sekarang kamu gabung ama kita berdua. Nanti kita akan bantu kamu ngalahin si Meta gingsul itu!”
Tita : “Iya, bener, Liv. Kita bela kamu kok”
Olive : “Emang boleh..??”
Tita dan Lexa : “Ya boleh, lah!!”
Olive hanya tersenyum, entah benar atau tidak keputusannya ini, dia tidak begitu peduli saat itu.
-Script 2-
Di sisi lain, keadaan rumah tangga orang tua Luna sedang dilanda pertengkaran hebat. Papanya yang selalu marah-marah bersikap keras dan memukul Mama Luna. Sementara itu Aldo, adik Luna hanya bisa diam tanpa mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Papa Pratama : “Kamu ini bisanya bikin susah suami aja!!” (membentak-bentak Mama Mey)
Mama Mey : “Aku salah apa, Pa..??”
Papa Pratama : “Kerjaan kamu seharian cuma shopping, arisan, ngumpul sama temen-temen. Nggak pernah ada di rumah. Liat ni anak kamu jadi nggak keurus!”
Mama Mey : “Tapi Papa juga sibuk sendiri sama klien-klien di kantor. Nggak peduli sama istri dan anak-anak!!” (menangis dan memeluk Aldo)
Papa Pratama : (Plaak..!! tmparan keras singgah di wajah Mama Mey)
Aldo : “Ma, Papa kok mukul-mukul Mama..?” (dengan penuh kepolosan)
Mama Mey : (menangis)
Di saat itu pula Luna datang dan terkejut melihat semua yang terjadi.
Luna : “Mama…?!” (datang memeluk Mama Mey)
-Script 3-
Keesokan harinya..
Satrya menceritakan semua yang terjadi kemarin antara Meta dan Olive. Sekejap terkejutlah Bondan mendengar semua itu.
Satrya : “Menurutku kamu hrus cepet bikin keputusan. Kasih kepastian buat mereka berdua. Aku nggak mau mereka bertengkar terlalu lama.”
Bondan : “Oke, oke..! aku bakal berusaha jelasin semuanya biar mereka nggak bertengkar sia-sia,”
Bondan pun berusaha menemui Meta dan Olive hari itu juga. Namun sayang, hanya Meta yang mau menerima keputusan Bondan, sedangkan Olive lebih memilih menghindarinya.
Bondan : “Ta, Satrya udah nyeritain semua ke aku tentang yang kemarin. Bener kamu suka aku..?” (berusaha memastikan)
Meta : “Satrya nggak bohong kok soal yang kemarin itu!”
Bondan : “Gini, Ta. Sebelumnya aku minta maaf. Soalnya gara-gara aku kamu jadi tengkar ama Olive. Bukannya apa-apa, tapi buat waktu dekat ini aku lagi nggak pengen mikirin cewek. Aku masih mau serius di dunia musikku,” (menerangkan dengan bijaksana)
Meta : “Oke. Aku ngerti kok. Cuma kayaknya sekarang Olive udah terlanjur terpengaruh sama Alexa. Kayaknya bakal sulit buat ngembaliin dia kayak dulu lagi,” (sambil mendesah putus asa)
Olive, Lexa, dan Tita : (berjalan melewati Bondan dan Meta, namun bersikap tak acuh dan sama sekali tak peduli)
Bondan : “Olive?”
Olive : (berjalan terus tanpa henti)
-Script 4-
Mendekati Aldo adalah salah satu cara yang dipakai Satrya untuk menarik perhatian Luna. Hari ini pun Satrya akan mengunjungi rumah Luna. Dan di perjalanannya menuju rumah Luna, ia melihat Aldo tergeletak tak sadarkan diri di pinggir jalan. Sepertinya ia menjadi korban tabrak lari. Cepat-cepat Satrya membawa Aldo ke Rumah Sakit.
Sesampainya di Rumah Sakit…
Satrya : “Halo, Luna? Adek kamu di RS. Dia habis ketabrak kendaraan, cepetan kamu ke Rumah Sakit—mm, Cempaka Husada,” (langsung berbicara begitu suara di seberang telepon menjawab)
Luna : “Hah, sekarang keadaannya gimana?!” (panik)
Satrya : “Udah tenang aja, yang penting kamu sekarang cepetan ke sini! Jangan lupa bilangin Mama dan Papamu!”
Dan tak lama kemudian Luna datang terengah-engah, sambil berlari tergesa-gesa.
Luna : “Ya ampun…. Aldo!!” (begitu melihat Aldo)
Satrya : “Dokter udah periksa dia, katanya luka di kepalanya itu nggak terlalu parah, kok,” (berusaha menenangkn Luna)
Luna : “Syukur deh kalo gitu..” (mendesah lega)
Satrya : “Hmm.. aku ke toilet dulu ya. Kamu di sini aja jagain Aldo sambil nunggu ortumu dateng,”
Luna : “Iya, tapi jangan lama-lama. Aku takut sendirian di sini,”
Satrya : “Oke,”
Saat Satrya berada di toilet, dia ingat akan teman-temannya yang pasti juga harus diberitahu tentang ini. Tanpa menunggu lagi, Satrya segera menelepon Meta dan Bondan.
Setelah selesai memberitahu mereka, Satrya keluar dari toilet dan hendak berjalan kembali ke ruang rawat. Saat ia berjalan, tiba-tiba bahunya tertabrak dengan bahu seseorang. Betapa kagetnya Satrya saat melihat ternyata bahu yang ia tabrak adalah bahu Olive.
Olive : “Aduuh…!” (sambil memegangi bahunya)
Satrya : “Oh, maaf, maaf.. Nggak sengaja, lagi buru-buru,”
Olive : “Iya, iya. Nggak apa-apa kok,”
Satrya : “.. lho? Olive?? Ngapain kamu di sini..?”
Olive : “Eh, Satrya.. Iya, aku habis nganterin Mama check up, tapi aku ada perlu, jadi Mamaku pulang duluan. Terus.. kamu sendiri nagapain di sini?”
Satrya : “Ini, Aldo adiknya Luna ketabrak, sekarang lagi dirawat di kamar 555. Ini aku lagi nungguin Bondan ama Meta dateng,”
Olive : “Oh…”
Satrya : “Kamu masih marah sama Meta? Sama kita juga?”
Olive : “Ngg… nggak sih. Agak sebel aja. Emang kenapa?”
Satrya : “Liv, aku cuma mau beritau, Alexa itu bukan orang yang baik. Dia manfaatin keadaan kita yang lagi retak ini dengan menghasut kamu. Inget Liv, kita udah lama sahabatan. Kita semua tau siapa aja yang layak diajak temenan. Dan Alexa nggak termasuk dalam kategori itu. Dia itu cuma mau ngehancurin kita aja..”
Olive : “Tapi si Meta itu lho..” (memasang wajah kecut)
Satrya : “Bondan udah jelasin ke Meta dan Meta ngerti, kok. Masa kamu nggak bisa ngerti??”
Olive : “Mmmh.. gimana ya?? Iya sih, aku liat Alexa itu nggak baik. Mm..”
Satrya : (menunggu Olive sambil menatap matanya tajam)
Olive :”.. mungkin aku pikir aku minta maaf aja ya ama Meta…?”
Satrya : “Naah, gitu dong! Ya udah, kamu ikut aku aja ke kamarnya Aldo. Nanti kita tunggu Meta ama Bondan dateng,”
Olive : “Ya udah deh, yuk. Eh.. tapi aku ke toilet dulu ya. Kamu jalan aja duluan, ntar aku nyusul kok,”
Satrya : “Oke, cepetan ya!” (langsung pergi)
Sementara itu…
Mama Mey : “Aldo!! Anakku sayang,”
Papa Pratama : “Liat ini! Ngurus anak aja nggak becus!!” (menyalahkan Mama Mey atas apa yang terjadi)
Mama Mey : “Ini juga salah Papa! Selalu sibuk sampai nggak punya waktu buat nemenin Aldo main!” (balik menyalahkan)
Luna : “Udah berhenti..!! Mama sama Papa kelakuannya sama aja! Aldo lagi sakit masih aja bertengkar, Luna capek, Ma, Pa, dengerinnya!! Masalah itu gak bakal selesai kalau nggak diselesaiin baik-baik.. Yang ada kejadian malah tambah berantakan, coba deh Papa sama Mama ngertiin aku sama Aldo. Kita nggk pengen Papa-Mama tengkar terus! Luna mohon dong Pa, Ma!!” (sedikit menangis)
Aldo : “Mama.. Papa.. Kak Luna..” (tersadar dari pingsannya)
Papa Pratama : “Mama.. Aldo.. Luna.. Papa minta maaf ya? Papa janji bakal nyediain waktu buat ngumpul bareng-bareng kalian semua. Papa sadar selama ini Papa terlalu sibuk di kantor,” (berbicara setelah termenung sejenak)
Aldo : “Iya.. kita semua maafin Papa! Tapi Papa janji ya gak boleh mukul Mama lagi..?”
Papa Pratama : “Iya,” (memeluk istri dan anak-anaknya)
-Script 5-
Kemudian, Satrya telah kembali dari toilet, bersamaan dengan Meta dan Bondan yang baru datang. Tak lama kemudian, Olive mengetuk pintu..
Olive : “Ehm.. aku boleh masuk, kan?” (sedikit ragu)
Aldo : “Eh, Kak Olive. Nggak papa masuk aja, Kak!”
Olive : “Sebenernya.. selain mau jenguk Aldo, aku dateng juga untuk minta maaf atas semua kesalahanku sama kalian selama ini. Satrya udah jelasin semua ke aku. Kalian mau, kan, maafin aku..?”
Meta : Aku juga minta maaf, soalnya udah ngomong kasar ke kamu. Maafin aku juga, ya?”
Bondan : “Nah, kalau gini kan lebih enak, ya kan, Fren??”
Satrya : “Aku juga seneng kalo kita semua akur lagi kayak dulu,” (sambil tersenyum)
Luna : “Makanya, laen kali kalo mau naksir cowok nggak usah pake acara kompakan..!”
Semua : (tertawa bersama-sama)
Tita : “Eh, sorry kalo ganggu. Sebelumnya aku mau minta maaf sama kalian. Selama ini aku salah pilih temen. Aku sadar Lexa cuma manfaatin aku aja. Kalian mau, kan, nerima aku jadi teman kalian??” (tiba-tiba muncul!)
Semua : “Ya boleh, lah!!”
Sesaat kemudian, handphone Tita berdering nyaring, mengejutkan semua orang… Terkejutlah semua orang dalam ruangan itu saat mendengar berita bahwa Alexa mengalami kecelakaan!
Meta : “Lho kok..?!”
Bondan : “Terus keadaannya gimana sekarang..?”
Olive : “Di Rumah Sakit mana?”
Luna : “Parah apa nggak?”
Aldo : “Alexa itu siapa…?”
Tita : (hanya diam mendengarkan semua pertanyaan itu)
Satrya : “Gini aja. Sekarang biar Tita ceritain semua yang dia tahu tentang keadaan Alexa sekarang,”
Aldo : “Iya, ayo cerita. Aldo juga pengen tahu!”
Tita hanya diam. Dia masih shock dengan banjir pertanyaan barusan.
Olive : “Titaaa ??”
Tita : “Hmm.. jadi gini, sekitar satu jam yang lalu Lexa ceritanya mau ke sini. Dan tadi berita dari rumah sakit bilang kalo Lexa ditemuin jatuh di perempatan deket sini. Katanya keadaannya cukup kritis sih,”
Meta : “Rumah Sakit mana?”
Tita : “Emm, Cempaka apaa gitu, lupa aku—”
Bondan : “Cempaka Husada, Ta?”
Tita : “Nah itu! Bener!”
Bondan : “Ya ampun Taaa, itu kan Rumah Sakit ini! Ayo ayo kita tanya ruangan mana!” (semua orang menepuk jidat)
Olive : “Ya udah, sekarang kita bareng-bareng buruan cari. Om, tante, kita semua permisi dulu yah!!”
Dan tak lama kemudian mereka semua tiba di ruangan tempat Alexa dirawat.
Tita : “Lexa… kamu nggak apa-apa kan?” (paling antusias)
Alexa : “Aku udah agak mendingan kok.. makasih ya kalian semua udah mau jenguk aku..”
Meta : “Ya.. walaupun kita masih agak kesel ama kamu,” (sedikit ketus)
Bondan : “Udahlah.. yang kemaren nggak usah diungkit-ungkit lagi!”
Alexa : “Hhm, aku minta maaf yah, selama ini aku banyak banget salah ama kalian. Mau kan, maafin aku??”
Meta : “Iya, kita mau kok maafin kamu! Tapi ada syaratnya, lho!”
Alexa : “Apa syaratnya?”
Meta : “Kalo kamu udah sembuh nanti, traktir kita semua makan!!” (sambil tersenyum-senyum)
Luna : “Eitz.. satu lagi, adek aku juga diajak yah?” (merayu)
Semua : (tertawa bersama-sama)
Tak ada satupun manusia di dunia ini yang sempurna. Mereka semua tak pernah luput dari kesalahan. Oleh karna itu meminta maaflah jika merasa bersalah. Dan maafkanlah bila ada yang bersalah. Semua akan indah jika kita saling memaafkan satu sama lain.
-Script 6-
Selesai

Jumat, 02 Maret 2012

Sekecil apapun kekuatanmu , jangan pernah berhenti meraih mimpi besarmu :)